spot_img

Taman Terakota, Ruang Publik Edukasi Pertama di Kota Bandung

BANDUNG (Pertamanews.id) – Taman tersebut merupakan taman tematik edukasi pertama di Kota Bandung. Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan taman itu bisa digunakan masyarakat, khususnya para pelajar untuk belajar di ruang terbuka.

“Taman Edukasi Terakota sebagai tempat ruang publik yang digunakan untuk siswa siswi melakukan kegiatan di luar kelas,” kata Yana.

Ia mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berupaya memberikan ruang terbuka untuk masyarakat. Kali ini khususnya sebagai wahana edukasi.

Baca juga:  Menggali Kembali Sejarah dan Kearifan Lokal Melalui Perayaan Ta'sis Menara Kudus Ke 489

“Terpenting dipelihara dengan baik, termasuk oleh warga. Sehingga ruang ini selain ruang edukasi juga ruang resapan air yang bisa berdampak peningkatan debit air,” tuturnya.

Pembiayaan kawasan seluas 435 meter persegi menggunakan dana APBD Kota Bandung dan dukungan berbagai pihak.

“Ini juga hasil dukungan berbagi pihak. Mudah-mudahan warga berpartisipasi sehingga bisa termanfaatkan,” ujarnya.

Yana menuturkan, meskipun ini taman tematik edukasi pertama tetapi ruang publik lainya juga bisa dimanfaatkan seperti Taman Terakota.

Baca juga:  Menparekraf Bangun Politeknik Pariwisata Solo Raya Fokus pada Wisata Heritage

“Sebetulnya seperti taman Lansia juga bisa dibuat edukasi, itu bisa saja. Taman yang tematiknya khusus edukasi baru di sini,” katanya.

Yana berharap, hadirnya ruang publik mampu meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat Kota Bandung.

“Tentunya ruang publik ini selain memperbaiki ekosistem serapan air, juga termanfaatkan oleh warga untuk bisa beraktivitas meningkatkan indeks kebahagiaan, yang berdampak langsung imunitas,” bebernya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, Didi Ruswandi menerangkan, kawasan tersebut merupakan hutan lindung yang dimanfaatkan sebagai ruang edukasi.

Baca juga:  Pemerintah Akan Tata Ulang Museum Nasional Setelah Kebakaran Melanda

“Secara keseluruhan ini hutan yang harus dilindungi. Kita berkeinginan, warga sadar. Ini sebuah objek strategis bagi kehidupan warga Bandung,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, luas kawasan tersebut 435 meter persegi dengan biaya kontraktual berjumlah Rp189 juta dengan lama pengerjaan sekitar 3 bulan.

“Harapannya proses belajar tidak hanya di ruang kelas, tapi ruang terbuka juga bisa dimanfaatkan,” jelasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini