JAKARTA (Pertamanews.id) – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Pemerintah Jepang berkomitmen untuk memperluas kemitraan UMKM dan ekonomi.
Adapun perluasan kemitraan itu di antaranya melingkupi pengembangan start-up, perluasan kemitraan rantai pasok, dan promosi produk UMKM ke pasar global.
MenKopUKM Teten Masduki menjelaskan, kerja sama Indonesia-Jepang dalam hal pengembangan UMKM telah berlangsung lama. Sehingga, perlu dilakukan pembaharuan lingkup kerja sama kedua negara agar program ke depan lebih fokus dalam mendukung pengembangan berbagai sektor termasuk UMKM.
“Saya berharap melalui MoU dan pertemuan ini, akan lebih banyak lagi kemitraan usaha dapat dilakukan antara UMKM Indonesia dengan pelaku usaha di Jepang. Khususnya dalam promosi produk UMKM di pasar global, kemitraan rantai pasok, dan pengembangan start-up,” ucap Menteri Teten lewat siaran pers, Selasa (1/8/23).
Menteri Teten mengatakan, ekonomi dunia pasca pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih. Kondisi ini menuntut adanya penguatan kemitraan antarpelaku usaha, inovasi teknologi, dan pengembangan model bisnis baru.
Tercatat pada Desember 2022, kredit UMKM di Indonesia tumbuh 9,95 persen year on year (yoy). Rasio kredit perbankan untuk UMKM juga naik, dari sebelumnya hanya 20 persen menjadi 21,41 persen.
Presiden Jokowi pun menargetkan kenaikan lebih dari 30 persen pada 2024. Kendati demikian, Sejauh ini survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan, sebanyak 69,5 persen UMKM saat ini belum memiliki akses terhadap fasilitas kredit.
“Kita berkepentingan mendorong skema pembiayaan yang lebih inklusif agar kredit perbankan untuk UMKM semakin besar. Hal itu sejalan dengan semakin mudah dan murahnya pembiayaan tersebut bagi UMKM,” ujar Menteri Teten.