SEMARANG (Pertamanews.id) – Di balik ramainya pencopotan Camat Gajahmungkur Ade Bhakti Iriawan yang kini dipindah menjadi Sekretaris Pemadam Kebakaran Kota Semarang. Selama menjabat sebagai Camat Gajahmungkur, Ade Bhakti memiliki sejumlah prestasi untuk Kota Semarang.
Salah satunya, Kecamatan Gajahmungkur menduduki peringkat pertama evaluasi kinerja OPD setiap triwulan atau 3 bulan sekali yang dilakukan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB).
“Bukan penghargaan dari KemenpanRB tapi berupa evaluasi kinerja OPD itu triwulan setiap 3 bulan sekali. Alhamdulillah, saya di bulan Juni, nilainya bagus. Triwulan pertama 2023 ini, kemudian triwulan kedua dari 51 OPD, kita peringkat 5. Tapi kalau dibandingkan dengan 16 kecamatan lain, kami di peringkat pertama,” jelas Ade Bhakti saat ditemui di Kantor Damkar Semarang, Rabu (2/8/2023).
Selain prestasi mendapatkan peringkat pertama hasil evaluasi KemenpanRB, Ade Bhakti membeberkan bahwa pihaknya dalam penanganan stunting di wilayahnya yakni jumlahnya dapat ditekan hingga menduduki peringkat ketiga.
“Kalau bicara masalah stunting jumlahnya, kami pun juga nggak banyak-banyak amat. Kami peringkat ketiga atau keempat, paling sedikit.
Alhamdulillah sejak saya masuk (Camat Gajahmungkur), kemarin jumlahnya 60-an dievaluasi tinggal 30-an atau bahkan 26, “ungkapnya.
Dari sederet prestasi selama menjabat sebagai Camat Gajahmungkur itu, Ade Bhakti menyebut bahwa program Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dilaksanakan dengan baik di Kecamatan Gajahmungkur.
“Jadi program Pemerintah Kota Semarang di Gajahmungkur selalu kita laksanakan dengan baik,” imbuh dia.
Dalam kesempatan ini, dia menekankan bahwa selama dirinya menjabat sebagai Camat Gajahmungkur tidak selalu untuk mengejar prestasi, melainkan bagaimana agar masyarakat bisa merasakan peran dari pihaknya.
“Kita bukan kejar prestasi, tapi bagaimana caranya dari masyarakat itu merasakan kehadiran kita di Gajahmungkur. Bahkan, penyelesaian permasalahan masyarakat seperti talud jebol sejak 2019, kemudian pembangunan balai kelurahan sejak 2018. Baru kali ini terealisasikan. Pastinya saya secara pribadi dengan teman-teman mendorong agar program di Gajahmungkur berjalan,” katanya.
Disinggung soal perintah langsung dari Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Ade mengaku tidak pernah menerimanya. Ia membenarkan hal itu selama dirinya menjabat sebagai Camat Gajahmungkur hingga dilantik sebagai Sekretaris Pemadam Kebakaran Kota Semarang.
“Benar saya tidak diperintahkan wali kota. Boleh dilihat di WA (Whatsapp) saya,” bebernya.
Ade Bhakti lantas membandingkan Wali Kota Semarang dijabat oleh Hendrar Prihadi (Hendi) dan dipimpin oleh Hevearita Gunaryanti Rahayu (Ita). Saat Wali Kota Semarang dijabat oleh Hendi, dirinya selalu mendapatkan perintah langsung melalui telepon.
Perbedaan Hendi dengan Ita, Ade menilai cara koordinasinya yang berbeda. Bedanya, Wali Kota Semarang sekarang berkoordinasi hanya melalui grup Whatsapp saja.
“Jadi saya kalau transisi dulu zaman Pak Hendi. Tidak membandingkan tapi kalau dulu, ada apa-apa telepon. Mungkin cara koordinasinya beda. Sekarang lewat grup Whatsapp, mungkin. Kalau saya pribadi ya, tidak masalah. Semua program di Gajahmungkur dijalankan dengan baik, bahkan nilainya saya bilang mendekati sempurna,” pungkasnya.