SEMARANG (Pertamanews.id) – Menjadi Uskup Pribumi Pertama, Mgr. Albertus Soegijapranata merupakan pahlawan nasional yang dikenal karena perjuangannya menegakkan nasionalisme di kalangan umat Katolik.
Mengintegrasikan semangat nasionalisme dengan iman Katolik, ia dikenal dengan semboyannya yang khas, “100% Katolik 100% Indonesia.”
Lahir pada 25 November 1896, uskup kelahiran Surakarta itu menempuh pendidikan di seminari dan menekuni studi teologi di Belanda. Setelah ditahbiskan sebagai imam pada 1931, Soegijapranata kembali ke Nusantara dan mulai aktif di berbagai kegiatan gerejawi dan sosial.
Pada 1940, ia diangkat menjadi Vikaris Apostolik Semarang. Ia pun ditunjuk sebagai Uskup Agung Semarang pada 1949, menjadikannya Uskup Pribumi Pertama di Indonesia.
Menghembuskan nafas terakhirnya di Belanda pada 22 Juli 1963, Mgr. Soegijapranata ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional bahkan sebelum jenazahnya sampai di Tanah Air.
Perayaan Ekaristi Peringatan 61 Tahun
Wafatnya Patron Unika Soegijapranata
Sebagai penghormatan atas jasanya bagi Negara dan Gereja, Universitas Katolik Soegijapranata atau Soegijapranata Catholic University (SCU) mengajak segenap sivitas akademikanya memperingati 61 tahun wafatnya mendiang Uskup Pribumi Pertama tersebut. Mereka berkumpul dalam Misa Peringatan 61 Tahun Wafatnya Mgr. Albertus Soegijapranata yang diadakan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Semarang pada 22 Juli 2024.
Misa tersebut dipimpin oleh selebran utama, Rm. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. Adapun konselebran dalam misa tersebut yaitu Rm. Sbastianus Prasetya Aditama N., Pr., Rm. Al. Purwa Hadiwardaya, MSF, dan Rm. Marcellinus Tanto, SJ. Selain sivitas akademika, SCU juga mengundang perwakilan dari Pemuda Katolik, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), dan Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI).
Misa ini ditutup dengan Pemberian Mawar Putih dan Tabur Bunga di Makam Mgr. Soegijapranata. Perayaan Ekaristi ini menjadi momen Unika Soegijapranata dalam mengenang semangat perjuangan patronnya.
Perjuangan Diplomatis Mgr. Soegijapranata
Dalam homilinya, Rm. Purwa menuturkan Mgr. Soegijapranata sangat berperan dalam mempromosikan dialog antar agama, khususnya untuk memperjuangkan hak rakyat Indonesia.
“Mgr. Soegijapranata sangat diplomatis, sehingga sangat memikirkan akibat dari tindakannya yang mungkin bisa menimpa gereja dan umat Katolik. Inginnya gereja dan umat Katolik walau adanya perbedaan pendapat dengan pemerintah kala itu,” tuturnya.
Sejalan dengan itu, Rektor SCU, Dr. Ferdinandus Hindiarto melihat perjuangan diplomatis Mgr. Soegijapranata didasari perhatiannya terhadap umat. Mgr. Soegijapranata sendiri merupakan patron di kalangan sivitas akademika SCU.
“Kontribusi besarnya untuk mengirimkan surat untuk Vatikan agar mengakui kedaulatan dan kemerdekaan negara kita menunjukkan dedikasinya terhadap umat. Pengaruhnya di kalangan gerejawi internasional sangat membantu posisi Indonesia di mata dunia,” ujarnya.