SEMARANG (Pertamanews.id) – Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro Semarang melaksanakan kampanye yang diberi nama “INI BATIKKU” saat Car Free Day di Simpang Lima Semarang, Rabu (7/1). Kampanye ini melibatkan permainan puzzle batik, di mana audiens yang berhasil menyusun puzzle akan diberikan penjelasan mengenai motif batik khas Semarang. Para peserta yang berpartisipasi juga diberi hadiah lolipop sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan mereka dalam menyusun puzzle. Acara ini disambut meriah, dan banyak masyarakat menunjukkan minat untuk ikut serta.

Batik, sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, menunjukkan kekayaan kultural negara ini dengan beragam jenisnya. Mempertahankan dan merawat keberlanjutan warisan budaya Indonesia menjadi tanggung jawab utama generasi muda saat ini. Oleh karena itu, melalui kampanye ini, diharapkan kesadaran masyarakat dapat ditingkatkan.

Baca juga:  Perdagangan Hijau Semakin Berkembang : Kemendag Manfaatkan SDA secara Optimal

Ketidakpedulian generasi muda terhadap keberlanjutan warisan budaya Indonesia menjadi permasalahan serius di tengah masyarakat. Masuknya pengaruh budaya asing tanpa filter dan pembatasan menjadi penyebab utama perubahan budaya. Tentunya, hal ini merupakan isu yang memerlukan perhatian khusus dari generasi penerus bangsa.

Batik Semarang, khususnya, merupakan bagian dari warisan budaya yang perlu mendapat perhatian lebih, terutama dari masyarakat setempat. Faktanya, masih ada banyak penduduk asli Semarang yang belum mengetahui keberadaan Batik Khas Semarang. Temuan ini berasal dari wawancara langsung dengan pemilik toko batik terkenal di Kampung Batik Semarang, yaitu “OMAH BATIK NGESTI PANDOWO.”

Baca juga:  Berperan Aktif dalam Konservasi Pantai dan Air, PLN Salurkan Bantuan 31.000 Pohon untuk Kabupaten Batang

Koordinator Kampanye “INI BATIKKU”, Shauma menjelaskan bahwa dirinya sebagai warga asli Semarang, merasa sedikit tahu mengenai batik Semarang, sedangkan banyak masyarakat yang belum mengetahui, maka dari itu kampanye “INI BATIKKU” sebagai wujud untuk memperkenalkan batik Semarang kepada masyarakat.

“Sebagai warga asli Semarang saya sedikit tahu tentang batik Semarang, namun diluaran sana banyak yang belum tau bahkan warga asli Semarang sendiri. Oleh karena itu kami memiliki keinginan untuk memperkenalkan batik Semarang kepada masyarakat”.  ujar Shauma

Kampanye dengan tagar #unmutegeneration ini tidak hanya mengandalkan permainan puzzle. Selama Car Free Day, terdapat kegiatan keliling dan sesi tanya jawab dengan menggunakan poster yang menjelaskan jenis dan motif batik khas Semarang. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pendidikan kepada masyarakat mengenai batik Semarang.

Baca juga:  Polisi Beberkan Penyebab Jakarta Macet Belakangan Ini

“Campaignnya sangat menarik dan edukatif, memberikan pengetahuan baru mengenai batik semarang. Karena kan memang batik Semarang belum banyak dikenal oleh orang Semarang sendiri pun masih banyak yang belum tau, jadi semoga setelah campaign ini batik semarang lebih dikenal oleh masyarakat”, tutur salah satu audiens yang mengikuti campaign #INIBATIKKU.

Lewat campaign #IniBatikKu diharapkan menjadi salah satu jembatan dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya batik khas semarang.