SEMARANG (Pertamanews.id) – Dalam rangka memperkenalkan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (FK Unissula) serta meningkatkan kesadaran dokter terhadap pentingnya deteksi dini gangguan metabolik, RSI Sultan Agung Semarang menyelenggarakan seminar ilmiah bertajuk “Kontrol Diabetes dan Gangguan Metabolik untuk Pencegahan MAFLD (Metabolic Associated Fatty Liver Disease)” pada Selasa, 11 November 2025, bertempat di Auditorium RSI Sultan Agung.
Kegiatan ini diselenggarakan bekerja sama dengan Unit Diklat RSI Sultan Agung dan mendapatkan poin SKP 2 dari Kementerian Kesehatan.
Seminar diikuti oleh para dokter jejaring, dokter keluarga, dan dokter spesialis penyakit dalam dari berbagai rumah sakit di wilayah Semarang dan sekitarnya.
Dua narasumber utama hadir dalam kegiatan ini, yaitu dr. dr. Nur Anna Chalimah Sadyah, Sp.PD-KEMD, FINASIM, selaku Ketua Program Studi PPDS Penyakit Dalam FK Unissula, dan dr. I Gusti Nyoman Agung Putra, Sp.PD-KGEH, FINASIM, dosen Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unissula sekaligus konsultan Gastroenterohepatologi. Seminar ini dipandu oleh dr. Mohamad Arif, Sp.PD sebagai moderator.
Dalam paparannya, dr. Anna menyoroti bahwa diabetes melitus dan gangguan metabolik merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai dan berisiko tinggi menimbulkan Metabolic Associated Fatty Liver Disease (MAFLD) atau perlemakan hati terkait metabolik.
“Banyak pasien diabetes tidak menyadari bahwa gangguan metabolik dapat berdampak serius pada fungsi hati. Jika tidak dikontrol, MAFLD dapat berkembang menjadi sirosis bahkan kanker hati,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pengendalian diabetes yang optimal, pola makan sehat, aktivitas fisik teratur, dan pemeriksaan laboratorium rutin adalah kunci utama pencegahan MAFLD.
Sementara itu, dr. Nyoman Agung menjelaskan pentingnya peran layanan gastroenterohepatologi dalam deteksi dan tata laksana MAFLD. Ia menekankan bahwa dokter layanan primer perlu memiliki kewaspadaan tinggi terhadap risiko MAFLD dan melakukan rujukan tepat waktu untuk penanganan lanjutan.
“Kolaborasi antara dokter layanan primer dan rumah sakit rujukan seperti RSI Sultan Agung akan mempercepat diagnosis dan meningkatkan kualitas terapi bagi pasien,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menjadi momentum penting dalam memperkenalkan berbagai layanan subspesialis bidang Penyakit Dalam FK Unissula, termasuk Endokrinologi Metabolik, Gastroenterohepatologi, Kardiovaskular, Hematologi-Onkologi, dan bidang lainnya, yang seluruhnya bernaung di bawah RSI Sultan Agung sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama.
Melalui kegiatan ilmiah ini, RSI Sultan Agung menegaskan komitmennya untuk terus mendukung peningkatan pendidikan dan pengetahuan yang lebih mutakhir (up to date) bagi para dokter dan peserta didik di lingkungan FK Unissula, khususnya pada Program Studi PPDS Penyakit Dalam.
Dengan demikian, RSI Sultan Agung tidak hanya menjadi pusat pelayanan kesehatan unggulan, tetapi juga pusat pengembangan ilmu kedokteran yang berperan aktif dalam mendukung peningkatan kompetensi dokter di bidang penyakit metabolik dan hepatologi.***



