spot_img

FISIP UNDIP Tunjukkan Inovasi Akademik, Kritik Film Diposisikan sebagai Literasi Global

SEMARANG (Pertamanews.id) – Universitas Diponegoro (UNDIP) kembali menunjukkan komitmennya menuju kampus berkelas dunia melalui rangkaian kegiatan akademik dalam program World Class University (WCU).

Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah kuliah umum bertema “Menulis Kritik atau Kajian Film: Membangun Argumen Estetika dalam Analisis Kontekstual Film” yang digelar Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP, belum lama ini.

Hadir sebagai narasumber utama, Tito Imanda, Ph.D., Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Perfilman Indonesia (BPI), membedah bagaimana kritik film bukan sekadar ulasan, melainkan medium literasi budaya sekaligus ruang refleksi sosial yang semakin relevan di era digital.

Baca juga:  KA di Wilayah Daop 4 Semarang Berangkat Tepat Waktu, Perjalanan KA Telah Normal Pasca Gangguan di Kedunggedeh

“Film adalah bahasa universal yang merekam kompleksitas kehidupan manusia. Dengan menulis kritik, kita turut membaca dan membingkai kembali dunia yang direpresentasikan di layar,” ujar Tito.

Pandangan tersebut sejalan dengan tujuan kegiatan yang diinisiasi oleh KBK Media, Budaya, dan Gender FISIP UNDIP. Ketua KBK, Dr. Hapsari Dwiningtyas Sulistyani, menegaskan bahwa kuliah umum ini menjadi bentuk ruang intelektual yang mempertemukan teori, praktik, dan kesadaran budaya dalam satu wadah pembelajaran.

Baca juga:  Ucapkan Selamat Hari Santri Nasional 2023, Ferry Wawan Cahyono : Perkuat Persatuan Antar Umat Masyarakat

“Kegiatan ini tidak hanya memperkaya wawasan mahasiswa, tetapi juga mempertegas peran universitas dalam membangun kepekaan sosial dan tanggung jawab intelektual. Kritik film adalah jembatan antara estetika dan etika akademik,” ungkapnya.

Lebih jauh, Dr. Hapsari menyebutkan bahwa penguatan literasi budaya merupakan pilar penting dalam mendorong UNDIP menjadi universitas berkelas dunia.

Baca juga:  Ketua NPCI Senny Marbun Apresiasi Dukungan Jaksa Agung untuk Paralympic Paris 2024

“Dalam konteks World Class University, literasi budaya menjadi bagian penting dari diplomasi akademik. Melalui kajian film, mahasiswa belajar membaca perbedaan, memahami identitas, dan membangun empati lintas budaya,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, UNDIP kembali menegaskan bahwa pendidikan tinggi tidak hanya berbicara tentang inovasi sains dan teknologi.

Penguatan humaniora, budaya, dan kemampuan membaca dinamika global juga menjadi fondasi penting dalam mencetak lulusan berkarakter dan berdaya saing internasional.***

Berita Terkait

spot_img
spot_img
spot_img

Berita Terkini