REMBANG (Pertamanews.id) – Mengantisipasi kemungkinan penemuan kasus polio di Klaten, Pemerintah Kabupaten Rembang akan menyelenggarakan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio.
Maria Rehulina, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, menyatakan bahwa Sub PIN Polio akan dilaksanakan dalam dua putaran. Putaran pertama dijadwalkan pada tanggal 15 hingga 21 Januari 2024, dan putaran kedua pada tanggal 19 hingga 25 Februari 2024, dengan tambahan lima hari kegiatan sweeping di setiap putaran. Lokasi Sub PIN Polio akan melibatkan sekolah, posyandu, Puskesmas, atau fasilitas layanan kesehatan di desa.
Meskipun hanya terdapat satu kasus polio, Pemerintah telah menetapkan situasinya sebagai kejadian luar biasa (KLB), mengingat bahwa Indonesia telah dinyatakan bebas polio atau eradikasi sejak tahun 2014.
Maria menjelaskan bahwa meskipun PIN dilakukan secara nasional di seluruh wilayah, Sub PIN Polio 2024 hanya akan diadakan di daerah-daerah yang memiliki status KLB, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Demikian pula di Jawa Timur dan DIY. Karena DIY dekat dengan Klaten,” jelasnya, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (11/1/2024).
Terkait target Sub PIN Polio ini, tambahnya, adalah anak-anak berusia 0 hingga 7 tahun 11 bulan 29 hari. Meskipun mereka sudah mendapatkan imunisasi lengkap, tetap diwajibkan untuk mengikuti Sub PIN Polio, dengan total sebanyak 66.232 anak.
Maria menambahkan bahwa pihaknya telah pergi ke Semarang untuk mengambil vaksin polio di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Untuk menyukseskan Sub PIN Polio, kata Maria, pihaknya telah melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan lintas sektor hingga ke tingkat desa. Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan tim penggerak PKK, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.
“Kami menegaskan, vaksin polio ini halal dan aman. Efek sampingnya juga minimal sekali, karena imunisasi vaksin polio ini secara tetes. Kalaupun ada efek samping, itu diare, biasanya tidak berat,” tambahnya
Maria mengungkapkan bahwa seseorang yang terinfeksi virus polio mungkin tidak menunjukkan gejala, tetapi masih bisa menularkan virus tersebut.
“Hanya 25 persen orang yang terkena polio yang menimbulkan gejala. Gejalanya ini demam, nyeri tenggorokan, kaki sebelah terasa lumpuh layu dan sakit. Gejalanya ini berlangsung cepat, ketika anak terkena polio, kemudian bermanifestasi menjadi keluhan dan menjadi lumpuh itu dekat, bisa dua tiga hari,” jelas Maria.
Dengan menjalani imunisasi polio secara lengkap, tambahnya lagi, anak-anak dapat terhindar dari virus tersebut. Jika terjadi penularan, dampaknya tidak akan berbahaya.